
Saat kata-kata hilang...
Saat kita butuh penghiburan, nasihat bijak, atau humor segar sebagai penawar kesedihan kita...
Saat kemampuan berkata-kata menguap...
Saat kemampuan melucu lenyap...dan hanya kebisuan yang ada!
Saat kita berkutat dengan pikiran kita...
Aku tidak ingin bersamamu cuma karena enggan sendiri...
Kita masing-masing tidak layak untuk itu!
Seseorang semestinya memutuskan bersama orang lain karena menemukan keutuhannya tercermin...bukan ketakutannya akan sepi!
Hati adalah air...
Baru mengalir jika mengulir dari tempat tinggi ke tempat lebih rendah...
Ada gravitasi yang secara alamiah mengiringnya...
Dan jika peristiwa jatuh hati diumpamakan air terjun,
maka bersamamu aku sudah merasakan terjun, jumpalitan, lompat indah...
Berkali-kali...!
Namun kadang, kanal hidup membawa aliran itu ke sebuah tempat datar...
dan hatiku berhenti mengalir...
Siapa yang mengatur itu??? Aku pun tak tahu...
Barangkali kita berdua, tanpa kita sadari.
Barangkali hidup itu sendiri, sehingga sia-sia menyalahkan siapa-siapa.
Aku ingin mengalir. Hatiku belum mau mati.
Aliran ini harus kembali memecah agar kita sama-sama bergerak sebelum kita terlalu jengah dan akhirnya pisah dalam amarah.
Apakah akan selalu begitu seberapa lamapun kita bersama?
TIDAK! Kita bukan tissue sekali pakai.
Kita tidak mungkin membuang apapun jika kita percaya hati bukan diperuntukkan untuk menyimpan...
Otak merekam dan menyimpan semuanya.
Hati tidak pernah menyimpan apa-apa.
Ia menyalurkan segalanya...mengalir...hanya mengalir...
Bagaimana harus dijelaskan???
Peluk...peluklah aku...!
Rasakan...ketika panas tubuh kita berdua mencairkan apa yang sudah beku...
Sampai semuanya cair dan mengalir ke dalam darah kita masing-masing...
Hati kita sama-sama tahu...
...aku tahu aku telah dimengerti, meski sekali saja pelukanku...
Saat kita butuh penghiburan, nasihat bijak, atau humor segar sebagai penawar kesedihan kita...
Saat kemampuan berkata-kata menguap...
Saat kemampuan melucu lenyap...dan hanya kebisuan yang ada!
Saat kita berkutat dengan pikiran kita...
Aku tidak ingin bersamamu cuma karena enggan sendiri...
Kita masing-masing tidak layak untuk itu!
Seseorang semestinya memutuskan bersama orang lain karena menemukan keutuhannya tercermin...bukan ketakutannya akan sepi!
Hati adalah air...
Baru mengalir jika mengulir dari tempat tinggi ke tempat lebih rendah...
Ada gravitasi yang secara alamiah mengiringnya...
Dan jika peristiwa jatuh hati diumpamakan air terjun,
maka bersamamu aku sudah merasakan terjun, jumpalitan, lompat indah...
Berkali-kali...!
Namun kadang, kanal hidup membawa aliran itu ke sebuah tempat datar...
dan hatiku berhenti mengalir...
Siapa yang mengatur itu??? Aku pun tak tahu...
Barangkali kita berdua, tanpa kita sadari.
Barangkali hidup itu sendiri, sehingga sia-sia menyalahkan siapa-siapa.
Aku ingin mengalir. Hatiku belum mau mati.
Aliran ini harus kembali memecah agar kita sama-sama bergerak sebelum kita terlalu jengah dan akhirnya pisah dalam amarah.
Apakah akan selalu begitu seberapa lamapun kita bersama?
TIDAK! Kita bukan tissue sekali pakai.
Kita tidak mungkin membuang apapun jika kita percaya hati bukan diperuntukkan untuk menyimpan...
Otak merekam dan menyimpan semuanya.
Hati tidak pernah menyimpan apa-apa.
Ia menyalurkan segalanya...mengalir...hanya mengalir...
Bagaimana harus dijelaskan???
Peluk...peluklah aku...!
Rasakan...ketika panas tubuh kita berdua mencairkan apa yang sudah beku...
Sampai semuanya cair dan mengalir ke dalam darah kita masing-masing...
Hati kita sama-sama tahu...
...aku tahu aku telah dimengerti, meski sekali saja pelukanku...